BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Perilaku merupakan basil hubungan
antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner, cit. Notoatmojo 1993).
Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan
tindakan (ketrampilan).
Terbentuknya perilaku dapat terjadi
karena proses kematangan dan dari proses interaksi dengan lingkungan. Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta
tidak dapat dielakkan. Di dalam
proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang berasal dari dalam diri itu sendiri. Factor-faktor tersebut antara lain: susunan syaraf pusat,
persepsi, motivasi, emosi, dan belajar.
Perilaku yang berlaku pada
individu atau organisme tidak timbul dengan sendirinya. Tetapi sebagai akibat
dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan. Baik itu stimulus
eksternal maupun stimulus internal (Walgito, 1991).
Perilaku dapat dioservasi, baik
langsung seperti tertawa, minum dan lain sebagainya maupun secara tidak
langsung seperti pikiran dan perasaan. Perilaku masyarakat terbentuk dari
lingkungan dimana ia hidup. Perilaku ini berlangsung cukup lama dan mungkin
pula hingga saat ini. Bahkan bisa saja perilaku yang sama turun temurun dari
generasi ke generasi di masyarakat. Hal ini bisa menjadi kebudayaan suatu
masyarakat suatu daerah. Dalam makalah ini penulis akan
memaparkan beberapa hal yang terkait dengan perubahan perilaku.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana
konsep perubahan?
2. Bagaimana
konsep perilaku?
3. Bagaimana konsep perubahan
perilaku?
4. Apa saja teori-teori perubahan
perilaku?
5. Apa
saja bentuk-bentuk perubahan perilaku?
6. Bagaimana
strategi perubahan perilaku?
7. Bagaimana
cara-cara dari perubahan perilaku
1.3. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar
belakang dan rumusan masalah tersebut, penulis merumuskan tujuan penulisan
sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui konsep perubahan.
2.
Untuk mengetahui konsep
perilaku.
3.
Untuk mengetahui konsep
perubahan perilaku.
4.
Untuk mengetahui teori-teori
perubahan perilaku.
5.
Untuk mengetahui
bentuk-bentuk perubahan perilaku.
6.
Untuk mengetahui
strategi perubahan perilaku.
7.
Untuk mengetahui
cara-cara perubahan perilaku.
1.4. MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1.
Agar dapat mengetahui konsep perubahan.
2.
Agar dapat mengetahui konsep perilaku.
3.
Agar dapat mengetahhui
konsep perubahan perilaku.
4.
Agar dapat mengetahui teori-teori
perubahan perilaku.
5.
Agar dapat mengetahui
bentuk-bentuk perubahan perilaku.
6.
Agar dapat mengetahui
strategi perubahan perilaku.
7.
Agar dapat mengetahui
cara-cara perubahan perilaku.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
KONSEP
PERUBAHAN
2.1.1.
DEFINISI
PERUBAHAN
Banyak definisi pakar tentang
berubah , dua diantaranya yaitu :
1) Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987).
2) Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu
atau institusi (Brooten,1978).
2.1.2.
TEORI
PERUBAHAN
1) Teori Redin
Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di lakukan seorang manajer sebelum melakukan perubahan, yaitu :
a.
Ada perubahan yang akan
dilakukan
b.
Apa
keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat
c.
Bagaimana keputusan itu akan
dilaksanakan
d.
Bagaimana
kelanjutan pelaksanaannya
Redin juga mengusulkan tujuh teknik untuk mencapai perubahan :
a.
Diagnosis
b.
Penetapan
objektif bersama
c.
Penekanan
kelompok
d.
Informasi
maksimal
e.
Diskusi tentang
pelaksanaan
f.
Penggunaan upacara ritual
2) Teori Lewin
Lewin mengatakan ada tiga tahap dalam sebuah perubahan, yaitu :
a.
Tahap Unfreezing
Masalah
biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan dalam sistem.
b.
Tahap Moving
Pada tahap
ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari
orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.
c.
Tahap Refreezing
Setelah
memiliki dukungan dan alternatif pemecahan masalah perubahan diintegrasikan dan
distabilkan sebagai bagian dari sistem nilai yang dianut. Tugas perawat sebagai
agen berubah berusaha mengatasi orang-orang yang masih menghambat perubahan.
3)
Teori Lippitt
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt mengungkapkan
tujuh hal yang harus diperhatikan seorang manajer dalam sebuah perubahan yaitu
:
a.
Mendiagnosis masalah
b.
Mengkaji motivasi dan
kemampuan untuk berubah
c.
Mengkaji motivasi dan
sumber-sumber agen
d.
Menyeleksi
objektif akhir perubahan
e.
Memilih peran yang sesuai
untuk agen berubah
f.
Mempertahankan perubahan
g.
Mengakhiri hubungan saling
membantu
4)
Teori Rogers
Teori Rogers tergantung pada lima faktor yaitu :
a.
Perubahan harus mempunyai
keuntungan yang berhubungan
b.
Perubahan harus sesuai dengan
nilai-nilai yang ada
c.
Kompleksitas
d.
Dapat dibagi
e.
Dapat dikomunikasikan
5)
Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan
perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan
menurut Havelock.
a.
Membangun suatu hubungan
b.
Mendiagnosis masalah
c.
Mendapatkan sumber-sumber yang
berhubungan
d.
Memilih jalan keluar
e.
Meningkatkan penerimaan
f.
Stabilisasi dan perbaikan diri
sendiri
6)
Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau
untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem
berubah. Berikut adalah langkah dasar dari model Spradley
a.
Mengenali gejala
b.
Mendiagnosis masalah
c.
Menganalisa jalan keluar
d.
Memilih perubahan
e.
Merencanakan perubahan
f.
Melaksanakan perbahan
g.
Mengevaluasi perubahan
h.
Menstabilkan perubahan
2.2.
KONSEP
PERILAKU
Terbentuknya perilaku dapat terjadi
karena proses kematangan dan dari proses interaksi dengan lingkungan. Perilaku yang berlaku pada individu atau organisme tidak timbul dengan
sendirinya. Berikut ini adalah beberapa definisi perilaku menurut
sudut pandang para ahli.
a. Perilaku
merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner, cit.
Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor
dan tindakan (ketrampilan). Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru,
orangtua, teman, buku, media massa (WHO 1992). Menurut Notoatmojo (1993),
pengetahuan merupakan hasil dari tabu akibat proses penginderaan terhadap suatu
objek. Penginderaan tersebut terjadi sebagian besar dari penglihatan dan
pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam koginitif mempunyai enam tingkatan,
yaitu : mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan
evaluasi.
b. Dari sudut biologis, perilaku adalah
suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati
secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari
sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh – tumbuhan,
binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai
aktifitas masing – masing.
c. Secara operasional, perilaku
dapat diartikan sebagai suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan
dari luar subjek tersebut (Soekidjo,1993).
d. Ensiklopedi Amerika, perilaku
diartikan sebagai sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya.
Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan
menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Notoatmodjo,1997).
e. Robert Kwick (1974), perilaku
adalah tindakan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.
f. Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. dalam
sebuah buku yang berjudul “Perilaku
Manusia”, menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati
dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau
mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang
satu harus diletakkan pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku.
Cerita ini dari satu segi. Jika seseoang duduk diam dengan sebuah buku
ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku. Ia sedang membaca. Sekalipun
pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai
tubuh, di dalam tubuh manusia.
g. Skinner (1938) seorang
ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini
terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespon, maka teori Skinner disebut teori “S-O-R”atau Stimulus – Organisme – Respon. Skinner
membedakan adanya dua proses, yaitu:
- Respondent respon atau reflexsive, yakni
respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu.
Stimulus semacam ini disebut electing
stimulation karena menimbulkan respon – respon yang relative tetap.
Misalnya : makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang
menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Respondent respon ini juga mencakup
perilaku emosional misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau
menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan
sebagainya.
- Operant respon atau instrumental
respon, yakni
respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau
perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing
stimulation atau reinforce,
karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan
melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau job
skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka
petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
2.3.
KONSEP
PERUBAHAN PERILAKU
Dalam perkembangannya, perilaku seseorang dapat
berubah-ubah sesuai dengan hal-hal yang memungkinkan perubahan itu terjadi.
Dalam perkembangannya di kehidupan, perilaku manusia dipengaruhi oleh beberapa
faktor intern dan ekstern yang memungkinkan suatu perilaku mengalami perubahan.
Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku pada
manusia.
1)
Faktor
Internal
Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat
dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang
dimaksud antara lain jenis ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik,
kepribadian, bakat, dan intelegensia. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan
secara lebih rinci seperti di bawah ini.
a. Jenis Ras/ Keturunan
Setiap ras yang ada di dunia
memperlihatkan tingkah laku yang khas. Tingkah laku khas ini berbeda pada
setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri.
b. Jenis Kelamin
Perbedaan
perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian, melakukan
pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini bisa
dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian
tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang
laki-laki cenderug berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional.
c. Sifat Fisik
Kretschmer
Sheldon membuat tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya.
Misalnya, orang yang pendek, bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis.
Orang dengan ciri demikian dikatakan senang bergaul, humoris, ramah dan banyak
teman.
d. Kepribadian
Kepribadian
adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya yang
digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik
yang datang dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan
kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu.
Dari pengertian tersebut, kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh
terhadap perilaku sehari-harinya.
e. Intelegensia
Intelegensia
adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara
terarah dan efektif. Bertitik tolak dari pengertian tersebut, tingkah laku
individu sangat dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi
oleh intelegensia adalah tingkah laku intelegen di mana seseorang dapat
bertindak secara cepat, tepat, dan mudah terutama dalam mengambil keputusan.
f. Bakat
Bakat adalah
suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus
mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya berupa
kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dan sebagainya.
2)
Faktor
Eksternal
a. Pendidikan
Inti dari
kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar
mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan
sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang
berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan
rendah.
b. Agama
Agama akan
menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yangdiajarkan
oleh agama yang diyakininya.
c. Kebudayaan
Kebudayaan
diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Tingkah laku
seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada
kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan tingkah laku orang
Papua.
d. Lingkungan
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik,
biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan
perilaku individu karena lingkungan itu dapat merupakan lawan atau tantangan
bagi individu untuk mengatasinya. Individu terus berusaha menaklukkan
lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat dikuasainya.
e. Sosial
Ekonomi
Status
sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi perilaku seseorang.
2.4.
TEORI-TEORI
PERUBAHAN PERILAKU
2.4.1.
TEORI
S-O-R
Teori
ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung
kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme.
Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas,
kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku
seseorang, kelompok atau masyarakat. Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa
proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses
perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang
terdiri dari:
1)
Stimulus (rangsang)
yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus
tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif
mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus
diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus
tersebut efektif.
2)
Apabila stimulus telah
mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan
dilanjutkan kepada proses berikutnya. Setelah itu organisme mengolah stimulus
tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya
(bersikap).
3)
Akhirnya dengan
dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut
mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).
2.4.2.
TEORI
“DRIVING
FORCES”
Kurt
Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang
seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) dan
kekuatan-kekuatan penahan (restrining forces). Perilaku ini dapat berubah
apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut didalam diri
seseorang.
Sehingga ada 3 kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang itu, yakni
Sehingga ada 3 kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang itu, yakni
1) Kekuatan-kekuatan
pendorong meningkat. Hal ini terjadi karena adanya stimulus-stimulus yang
mendorong untuk terjadinya perubahan-perubahan perilaku. Stimulus ini berupa
informasi-informasi sehubungan dengan perilaku yang bersangkutan.
2) Kekuatan-kekuatan
penahan menurun. Hal ini akan terjadi karena adanya stimulus-stimulus yang
memperlemah kekuatan penahan tersebut.
3) Kekuatan
pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun. Dengan keadaan semacam ini jelas
juga akan terjadi perubahan perilaku
2.4.3.
TEORI
FUNGSI
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus
atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek). Prinsip
teori fungsi:
1)
Perilaku merupakan fungsi instrumental
(memenuhi kebutuhan subyek)
2)
Perilaku merupakan pertahanan
diri dalam mengahadapi lingkungan (bila hujan, panas)
3)
Perilaku sebagai penerima
obyek dan pemberi arti obyek (respons terhadap gejala sosial)
4)
Perilaku berfungsi sebagai
nilai ekspresif dalam menjawab situasi.(marah, senang)
2.4.4.
TEORI
HEALTH
BELIEF MODEL (MODEL KEPERCAYAAN KESEHATAN)
Model perilaku ini dikembangkan pada tahun 50an dan didasarkan atas
partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisis
terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program
tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health belief Model
didasarkan atas 3 faktor esensial ;
1)
Kesiapan individu intuk
merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil
risiko kesehatan.
2)
Adanya dorongan dalam
lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.
3)
Perilaku itu sendiri.
Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan
sarana & petugas kesehatan.
Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang
kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil
kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, dan adanya kepercayaan bahwa
perubahan perilaku akan memberikan keuntungan. Faktor yang mempengaruhi
perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh
karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan,
interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan perilaku,
dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.
Menurut Rosenstock (1974, 1977), model ini dekat dengan Pendidikan
Kesehatan. Perilaku kesehatan merupakan
fungsi dari pengetahuan dan sikap. Secara khusus bahwa persepsi sesorang
tentang kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan
seseorang dalam perilaku kesehatannya Aspek-aspek
pokok perilaku kesehatan menurut Rosenstock:
1)
Ancaman
-
Persepsi
tentang kerentanan diri terhadap penyakit (atau kesediaanmenerima diagnosa
penyakit)
-
Persepsi
tentang keparahan penyakit/kondisi kesehatannya
2)
Harapan
-
Persepsi tentang keuntungan
suatu tindakan
-
Persepsi tentang
hambatan-hambatan untuk melakukan tindakan itu
3)
Pencetus tindakan
-
Media
-
Pengaruh orang lain
-
Hal-hal yang mengingatkan
(reminders)
4)
Faktor-faktor Sosio-demografi
(pendidikan, umur, jenis kelamin/gender, sukubangsa)
5)
Penilaian diri (Persepsi
tentang kesanggupan diri untuk melakukan tindakan itu)
2.4.5.
TEORI
DISSONANCE
Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara
sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance). Apabila
terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan
terjadi ketidak seimbangan (dissonance). Kalau akhirnya stilmulus tersebut
direspons positif (menerimanya dan melakukannya) maka berarti terjadi perilaku
baru (hasil perubahan), dan akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi
(conssonance).
Rumus perubahan perilaku menurut Festinger: terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang
seimbang dengan elemen tidak seimbang. Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan
kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan antara keuntungan dan kerugian
stimulus (anjuran perikasa hamil).
2.5.
BENTUK-BENTUK
PERUBAHAN PERILAKU
1) Perubahan
Alamiah ( Natural Change )
Perilaku manusia selalu
berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. Contoh :
perubahan perilaku yang disebabkan karena usia seseorang.
2) Perubahan
terencana ( Planned Change )
Perubahan perilaku ini
terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.contoh : perubahan
perilaku seseorang karena tujuan tertentu atau ingin mendapatkan sesuatu yang
bernilai baginya
3) Kesediaan
untuk berubah ( Readdiness to Change )
Apabila terjadi suatu
inovasi atau program-program pembangunan di dalam organisasi, maka yang sering
terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau
perubahan tersebut, dan ada sebagian orang lagi sangat lambat untuk
menerima inovasi atau perubahan tersebut.
Contoh : perubahan teknologi pada suatu lembaga organisasi, misal dari mesin ketik manual ke mesin komputer, biasanya orang yang usianya tua sulit untuk menerima perubahan pemakaian teknologi tersebut.
Contoh : perubahan teknologi pada suatu lembaga organisasi, misal dari mesin ketik manual ke mesin komputer, biasanya orang yang usianya tua sulit untuk menerima perubahan pemakaian teknologi tersebut.
2.6.
STRATEGI
PERUBAHAN PERILAKU
Beberapa
strategi untuk memperoleh perubahan perilaku, dikelompokkan menjadi tiga :
1) Menggunakan
kekuatan/kekuasaan atau dorongan
Misal : dengan adanya
peraturan-peraturan / perundang-undangan yang harus dipatuhi oleh anggota
masyarakat.
Strategi ini dapat berlangsung cepat akan tetapi belum tentu berlangsung lama karena perubahan perilaku terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran sendiri.
Strategi ini dapat berlangsung cepat akan tetapi belum tentu berlangsung lama karena perubahan perilaku terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran sendiri.
2) Pemberian
informasi
Dengan memberikan
informasi-informasi tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan hal
tertentu.
3) Diskusi
partisipasi
Cara ini adalah sebagai
peningkatan cara yang kedua di atas yang dalam memberikan informasi-informasi
tentang peraturan baru organisasi tidak bersifat searah saja tetapi dua arah.
2.7.
CARA-CARA PERUBAHAN PERILAKU
Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa
cara yang bias ditempuh, yaitu :
1)
Dengan
Paksaaan.
Cara ini bisa dilakukan dengan:
a.
Mengeluarkan
instruksi atau peraturan, dan ancaman huluman kalau tidak mentaati instruksi
atau peraturan tersebut. Misalnya : instruksi atau peraturan tidak membuang
sampah disembaerang tempat, dan ancaman hukuman atau denda jikatidak mentaatl.
b.
Menakut-nakuti tentang bahaya yang mungkin akan diderita kalau tidak
mengerjakan apa yang dianiurkan Misal: menyampaikan kepada ibu-ibu bahwa
anaknya bisa mati kalau tidak diberi oralit waktu mencret
2)
Dengan memberi imbalan.
lmbalan bisa berupa materi seperti uang atau barang, tetapi blsa juga
imbalan yang tidak berupa materi, seperti pujian, dan sebagainya. Contoh: kalau ibu-ibu
membawa anaknya ke Posyandu untuk ditimbang dan diimunisasi, maka anaknya akan
sehat, (ini juga imbalan non materi). Dalam hal ini orang berbuat sesuatu karena terdorong atau tertarik oleh
imbalan tersebut, bukan karena kesadran atau keyakinan akan manfatnya.
3)
Dengan membina hubungan baik.
Kalau kita mempunyai hubungan yang baik dengan seseorang atau dengan
masyarakat. biasanya orang tersebut atau masyarakat akan mengikuti anjuran kita
untuk berbuat sesuatu, karena ingin memelihara hubungan baiknya dengan kita.
Misal: Pak Lurah membuat jamban karena tidak ingin mengecewakan petugas
kesehatan yeng sudah dikenalnya dengan baik Jadi bukan karena kesadarannya akan
pentingnya jamban tersebut.
4)
Dengan menunjukkan
contoh-contoh.
Salah satu sifat manusia ialah ingin meniru Karena itu usahakanlah agar
Puskesmas dengan lingkungannya bersih, para petugas nampak bersih, rapi dan
ramah. Selain itu, para petugas juga berperilaku sehat. misalnya tidak merokok,
tidak meludah disembarang tempat, tidak membuang sampah sembarangan, dan sebagainya.
Dibeberapa tempat disediakan tempat sampah agar orang juga tidak membuang
sampah sembarangan. Dengan contoh seperti ini biasanya orangakan ikut berbuat
yang serupa yaitu berperilaku sehat
5)
Dengan memberikan kemudahan.
Misalnya kita ingin agar masyarakat memanfaatkan Puskesmas, maka Puskesmas
didekatkan kepada masyarakat, pembayarannya dibuat sedemikian hingga
masyarakat. mampu membayar pelayanannya yang baik dan ramah, tidak usah
menunggu lama. dan sebagainya. Semua ini merupakan kemudahan bagi masyarakat,
maka diharapkan masyarakat akan tergerak untuk memanfaatkan Puskesmas. ltulah
sebabnya mengapa Puskesmas berlokasi dekat dengan masyarakat, ditambah pula
dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling.
6)
Dengan
menanamkan kesadaran dan motivasi
Dalam hal ini individu, kelompok, maupun masyarakat, diberi pengertian yang
benar tentang kesehatan. Kemudian ditunjukkan kepada mereka baik secara
langsung ataupun tidak langsung, yaitu misalnya melalui film, slide, photo,
gambar, atau ceritera, bagaimana bahayanya perilaku yang lidak sehat , dan apa
untungnya kalau berperilaku sehat. Hal ini diharapkan akan bisa membangkitkan
keinginan mereka untuk berperilaku hidup sehat Selanjutnya berkali-kali
disampaikan ataupun ditunjukkan kepada mereka bahwa telah makin banyak orang
yang berperilaku sehat tersebut dan sekaligus ditunjukkan atau disampaikan pula
keuntungan-keuntungannya, hingga mereka akan tergerak untuk berperilaku sehat.
BAB III
PENUTUP
3.1.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa yang diamksud dengan perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati secara langsung
maupun tidak oleh pihak luar. Dalam perkembangannya, perilaku
seseorang dapat berubah-ubah sesuai dengan hal-hal yang memungkinkan perubahan
itu terjadi.
Berubah
merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda
dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Dalam berubah terdapat beberapa teori perubahan yaitu Teori Redin, Teori
Lewin, Teori Lippitt, Teori Rogers, Teori Havelock dan Teori Spradley. Didalam proses
pembentukannya dan atau perubahannya, perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor
baik yang berasal dari dalam individu itu sendiri maupun yang datang dari luar.
Faktor dari dalam individu itu sendiri antara lain: susunan syaraf pusat,
motivasi, persepsi, emosi, bakat, inteligensi dan kepribadian. Sedangkan faktor
dari luar misalnya: pendidikan, agama, sosial ekonomi, lingkungan, dan
kebudayaan.
Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara
yang bisa ditempuh yang mana
dapat disimpulkan bahwa sesorang atau kelompok
akan terdorong untuk berbuat sesuatu kalau di sadari bahwa dengan berbuat
sesuatu kalau sisadari bahwa dengan berbuat sesuatu itu, kebutuhan nya bisa
terpenuhi. Atau kebutuhannya terancam kalau tidak berbuat.
3.2.
SARAN
Melalui makalah ini penulis
menyarankan kepada pembaca untuk mengaplikasikan apa yang telah dibahas didalam
makalah ini yang mungkin dapat mendorong untuk berbuat sesuatu yang dapat
digunakan untuk mencapai perubahan perilaku yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
tolong nmr hp atau wa yang bisa dihubungi
BalasHapus