Blogger templates

Pages

Sabtu, 07 Mei 2016

LAPORAN PENDAHULUAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER II


LAPORAN PENDAHULUAN
PADA IBU HAMIL TRIMESTER II

A.    Tinjauan Teori Pada Ibu Hamil Trimester II
1.      Definisi
a.      Definisi Kehamilan
Kehamilan terjadi kalau ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozon) ( Sastrawinata, 1983 : 100).
Suatu proses kehamilan akan terjadi bila empat aspek penting terpenuhi yaitu ovum, spematozoa, konsepsi, dan nidasi (Depkes RI, 1992:30).
Kehamilan adalah pertemuan sperma dan ovum yang dimulai dari ovulasi, konsepsi, nidasi dan implantasi sampai dengan janin hidup diluar (Saifudin, Abdul Bari, 2008).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid berakhir. (Wiknjosastro, Hanifa.2008).
Kehamilan adalah proses mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa, konsepsi dan pertumbuhan zigot,  nidasi pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, Prof. Dr. Ida BagusGde, 2010).

b.      Definisi Kehamilan Trimester II
1)      Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 14 – 28 minggu (Manjoer, Arief. 2003).
2)       Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 13 – 27 minggu (Kusmiati, Yuni. 2009).
3)      Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 12 – 28 minggu (Saifudin, Abdul Bari. 2008).

c.       Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi
1)      Sistem Reproduksi
a)      Uterus
Terjadi perubahan bentuk dan ukuran uterus akibat pengaruh dari estrogen dan progesteron. Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bukit. Hubungan antara besarnya dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui, diantaranya untuk mengetahui diagnosa apakah wanita tersebut hamil fisiologis atau hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebaganinya (Saifudin, Abdul Bari. 2008).
a)      Usia kehamilan 16 minggu, tinggi fundus uteri kira – kira terletak diantara ½ jarak pusat ke simpisis.
b)       Usia kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri kira – kira terletak dipinggir bawah pusat.
c)      Usia kehamilan 24 minggu, tinggi fundus uteri berada tepat dipinggir atas pusat
Umumnya seiring pembesaran uterus berotasi ke kanan. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya colon rektosigmoid di sebelah kiri. Hipertrofi ekstensif (pembesaran) dan mendesak usus halus ke kedua sisi abdomen. Segera setelah bulan keempat kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan selalui dinding abdomen. Kontraksi ini disebut tanda brakton hicks. Selain bertambah besar uterus yang mengalami perkembangan desidua dan perubahan berat. Bentuk serta posisi dinding otot menjadi kuat dan elastis. Fundus pada serviks mudah fleksibel yang disebut tanda Mc. Donald.




b)     Serviks
Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak (keputihan) (Kusmiati, Yuni. 2009).

c)      Vagina
Karena hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan perjadi hipervascularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah dan alat genetalia interna akan membesar. Hal ini terjadi karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut meningkat. Peningkatan sensitifitas dan meningkatkan keinginan dan bangkitnya nafsu seksual. Khususnya selama Trimester II kehamilan. Peningkatan Kongesti kehamilan relaksasi dingin pembuluh darah dan uterus akan dapat menyebabkan timbulnya odema dan varices vulva (Kusmiati, Yuni. 2009).

d)     Ovarium
Dalam Endokrinologi, ovarium memiliki 2 fungsi yaitu :
(1)   Fungsi proliferasi (generatif) yaitu sumber ovum selama masa reproduksi.
(2)    Fungsi Sekretorik (vegetatif) yaitu tempat pembentukan dan pengeluaran hormon steroid (estrogen, progesteron, androgen)
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu seterlah plasenta terbentuk, korpus luteum mengecil (Saifudin, Abdul Bari. 2008)


e)      Payudara
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrumColostrum berasal dari asinus yang bersekresi. Selama trimester kedua pertumbuhan kelenjar mammae meningkat secara progesif. Kadar hormon luteal dan plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferasi ductus laktiferus dan jaringan lubulus alveolar sehingga pada palpasi teraba penyerapan nodul kasar. Peningkatan jaringan glandular menggantikan jaringan ikat akibatnya jaringan menjadi lebih lunak dan lebih panjang. Peregangan ligamentum cooper sucpensosium fibrosa berlebihan yang menompang payudara dapat dicegah dengan menggunakan bra maternitas sesuai ukuran.
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir (Pantikawati, Ika. 2010).

2)      Sistem Endokrin
Adanya peningkatan estrogen dan progesteron serta bertambahnya pembentukan FSH dan LH (Pantikawati, Ika. 2010).
3)      Sistem Sirkulasi
Peredarahan darah pada ibu hamildipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a)      Peningkatan kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin.
b)       Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro placenta.
c)      Pengaruh hormon estrogen dan progesteron mungkin meningkat, akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa pengaruh peredaran darah, yaitu :
(1)   Volume darah 
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi hemodilusi dengan puncak pada umur hamil 32 minggu curah jantung akan bertambah sekitar 30% bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar UK 16 minggu.
(2)   Sel darah 
Sel darah merah mungkin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim tetapi pertambahan sel darah merah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi (salah satu penyebab gusi berdarah) dan disertai anemia fisilogis (Saifudin, Abdul Bari. 2008).

4)      Sistem Perkemihan
Kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang. Pada trimester II kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kearah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser ke arah atas. Kongesti panggul pada masa hamil di tunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kadung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih, walaupun kemih haya berisi sedikit urine. (Pantikawati, Ika. 2010)


5)      Sistem Respirasi
Selama periode kehamilan, sistem respirasi berubah, hal ini terjadi karena kebutuhan O2 semakin meningkat. Disamping itu terjadi pula desakan diafragma karena dorongan rahim. Ibu hamil bernapas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya. Ibu hamil dapat merasa lelah karena kerja jantung dan paru-paru menjadi lebih berat.

6)      Sistem Muskuloskeletal
Pada trimester II, peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Otot dinding perut meregang dan akhirnya sedikit kehilangan tonus otot.Selama trimester II mobilitas persendian akan berkurang terutama di daerah siku dan pergelangan tangan dengan meningkatnya retensi cairan pada jaringan konektif/ jaringan yang berhubungan di sekitarnya (Pantikawati, Ika. 2010).

7)      Sistem Pencernaan
Biasanya terjadi Konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak orga-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral, wasir (hemoroid).
Cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemoroid, perut panas (heartburn) terjadi karena aliran balik asam gastrik ke dalam esofagus bagian bawah (Kusmiati, Yuni. 2009).




8)      Sistem Integumen
a)      Perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone (MHS), pengaruh lobus hipofisis anterior, dan pengaruh kelenjar suprsrenalis.
b)      Perubahan kondidi kulit yang berubah terbalik dari keadaan semula, yang biasanya (pada saat belum hamil) kulit kering, maka kini akan menjadi berminyak, begitu pula sebaliknya.
c)      Rambut menjadi lebih kering atau berminyak karena adanya perubahan hormon.

9)      Metabolisme
Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI. Perubahan metabolisme pada kehamilan antara lain:
a)      Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq/liter menjadi 145 mEq/liter karena hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
b)      Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, serta persiapan laktasi.
c)      Kebutuhan kalori bisa didapatkan dari karbohidrat, lemak, dan protein.
d)     Kebutuhan zat mineral (kalsium, fosfor, zat besi, dan air).
e)      Berat badan ibu hamil bertambah.Kenaikan berat badan 0,4 – 0,5 kg perminggu selama sisa kehamilan (Pantikawati, Ika. 2010).

d.      Perubahan dan Adaptasi Psikologi
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang di luar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido ( Pusdiknakes, 2003: 27).
Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik, kondisi atau keadaan ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan mengerti dan mengerti tentang kehamilannya ( Tri Rusmi Widayatun dalam Dewi, 1999: 154).
Perubahan emosi;
a)      Bulan ke 4:
(1) Tampak egosentris dan sering melamun
-          Mulai menunjukan tingkah laku “mengayomi; menyiapkan segala sesuatu untuk bayi yang akan lahir dan untuk dirinya dalam mengantisipasi kelahiran.
-          Kelabilan alam perasaan dan emosi , keasikan dan kelabilan alam perasaan menyusahkan orang-orang disekitarnya; memerlukan kasih sayang, perhatian, dan pemahaman ekstra.
-          Ketidakstabilan mirip dengan sindroma pra menstruasi, termasuk mudah tersinggung, suasana hati yang berubah-ubah, tidak rasional dan cengeng
-          Perasaan tidak karuan, pikiran kacau, menjadi pelupa, menjatuhkan barang-barang, mengalami kesulitan untuk memudahkan perhatian
b)      Bulan ke 5:
-          Menerima realita kehamilan
-          Berkurangnya perubahan suasana hati, tetapi kadang-kadang perasaan cepat, marah dan tersinggung masih muncul
c)      Bulan ke 6:
-          Perubahan suasana hati mulai berkurang
-          Perasaan cemas tentang masa depan

2.      Pemeriksaan Diagnostik
a.       JDL: menunjukkan animia, hemoglobinopatis ( misal : sel sabit )
b.      Golongan darah: ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap inkompabilitas
c.       Usap vagina/ rektal : tes untuk neisseria ghonorrhea, clamydia
d.      Tes serologi: menentukan adanya sifilis (RPR: rapid plasma reagen), penyakit hubungan kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kulit vagina, lesi, abnormal
e.       Skrinning: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
f.       Papaniculou smear: mengidentifikasi neoplasma, herpes simolek tipe 2
g.      Urinalisis: Skrin untuk kondisi medis (misal: pemastian kehamilan, infeksi, diabetes, penyakit ginjal )
h.      Positif Tes serum/ urin : untuk gonadotropin chorionik manusia ( HCG )
i.        Sonografi : ada janin setelah gestasi 8 minggu
Skrin glukosa serum/ 1 jam tes glukosa : < 140 mg biasanya dilakukan antara 24 dan 28 minggu pada trimester II dan III ).

B.     Tinjauan Teori Askep Pada Ibu Hamil Trimester II
1.      Pengkajian
a.      Data Subjektif
1)      Anamnese
a)   Nama
Tujuannya agar dapat mengenal/memanggil penderita dan tidak keliru dengan penderita-penderita lainnya
b)   Usia
Untuk mengetahui keadaan ibu, terutama pada kehamilannya yang pertama kali. Apakah termasuk primipara muda/biasa/tua. Kehamilan pertama kali yang baik usia 19-25 tahun. Primipara tua usia lebih dari 35 tahun. Ibu yang kawin kemudian cepat hamil lebih baik daripada yang hamilnya lama karena menunjukkan adanya kelainan dari alat kelamin dalam.
c)   Jenis Kelamin
d)  Status
e)   Kebangsaan
Untuk mengadakan statistik tentang kelahiran, juga Menentukan prognose persalinan dengan melihat panggul. Panggul wanita asia, afrika dan Barat mempunyai ciri tersendiri.
f)       Agama
Ditanyakan karena berhubungan dengan perawatan penderita misalnya, dari agamanya ada aturan tidak boleh makan daging, dll.
g)      Pendidikan
Untuk mengetahui kemampuan berfikir, tingkat pengetahuan sehingga memudahkan bidan untuk memberikan KIE.
h)      Pekerjaan
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi penderita itu agar nasehat kita nanti sesuai. Jika si ibunya sendiri bekerja, untuk mengetahui apakah kiranya pekerjaan itu akan mengganggu kehamilan atau tidak.
i)     Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama. Alamt juga diperlukan bila mengadakan kunjungan pada penderita.
j)        No. CM

2)      Keluhan utama (keluhan yang paling dirasakan ibu saat pengkajian)
a)   Sakit pinggang
b)   Kram kaki
c)   Varises
d)  Cloasma
3)      Riwayat obstetric
a)      Riwayat menstruasi (kapan menstruasi pertama kali, siklus haid, keadaan darah selama haid, konsistensi, bau, volume, ada tidak disminore, HPHT, TP).
b)      Riwayat perkawinan (pernikahan yang ke berapa, umur pernikahan, lama pernikahan).
Untuk menentukan bagaimana keadaan alat reproduksi ibu. Misalnya pada ibu yang lama sekali kawin baru punya anak, kemungkinan ada kelainan alat reproduksi. (Ibrahim, 1993 : 84-85).
c)      Riwayat kontrasepsi (penggunaan alat kontrasepsi sebelumnya: jenis kontrasepsi, lama penggunaan, keluhan selama menggunakan alat kontrasepsi).
d)     Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sebelumnya

No.
Tahun
Jenis
persalinan
Penolong
Tempat
bersalin
Keadaan bayi waktu lahir
Masalah
kehamilan
Ket.
1.







2.







dst..








e)      Riwayat kehamilan sekarang (riwayat kehamilan sekarang mulai dari kunjungan pertama, konsumsi obat-obatan, keluhan selama hamil, imunisasi TT, diagnosa medis dan terapi).
4)      Riwayat penyakit yang pernah diderita (apakah ibu pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan kandungan, penyakit menular sperti TBC dan HIV/AIDS, penyakit keturunan seperti DM dan hipertensi).
5)      Riwayat penyakit keluarga (apakah dikeluarga ibu maupun suami ada yang menderita penyakit menular dan penyakit keturunan).
6)      Data bio-psiko-sosial-spiritual
a)      Data biologis
(1)   Bernafas
(2)   Makan dan minum
(3)   Eliminasi: BAB dan BAK
(4)   Istirahat dan tidur
(5)   Gerak dan aktivitas
(6)   Pengaturan suhu tubuh
(7)   Kebersihan diri
(8)   Seksualitas
b)      Data psikologis
(1)   Rasa nyaman
(2)   Rasa aman
(3)   Konsep diri
c)      Data social
(1)   Social
(2)   Pengetahuan atau belajar
(3)   Prestasi
(4)   Rekreasi
d)     Data spiritual





b.      Data Objektif
1)      Pemeriksaan Fisik
a)      Keadaan umum
Pada saat ini diperhatikan pula bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalan. Apakah cenderung membungkuk, terdapat lordosis, kifosis, skoliosis, atau berjalan pincang dan sebagainya (Pusdiknakes, 1993 : 69).
Bagaimana keadaan umum : keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran  (Sastrawinata, 1983 : 158).
Pada periksa pandang dilihat kemungkinan dengan kesempitan atau kelainan panggul misalnya : Klien sangat pendek, berjalan pincang, terdapat kelainan punggung seperti kifosis, skoliosis, lordosis dan belah ketupat michaelis tidak simetri  (Pusdiknakes, 1993 : 78).

b)      Gejala cardinal
(1)   Suhu
Normal 35,5- 37,5 C jika lebih dari 37,5 C dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan(Depkes RI, 1994 : 11).
(2)   Nadi
Nadi yang normal adalah sekitar 80x/menit. Bila nadi lebih dari 120x/menit, maka hal ini menunjukkan adanya kelainan (Depkes RI, 1994 : 11).
(3)   Tekanan darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmhg. Adanya kenaikan sistole > 30 mmhg dan diastolik 15 mmhg, perlu diwaspadai adanya pre eklampsi (Depkes RI, 1994 : 11).
Batas tekanan darah yang memerlukan kewaspadaan 130/90 mmhg (Winkjosastro, 2007 : 160).
Desakan darah yang normal rata-rata pada wanita hamil yang berumur 20 tahun 120/76 mmhg, antara 20-30 tahun 110/70 mmhg. Bila dalam pemeriksaan terdapat desakan darah 130/80 mmhg ke atas maka penderita harus mendapat pengawasan (Ibrahim, 1993 : 94).
(4)   Respirasi
Sesak nafas ditandai oleh frekuensi pernapasan yang meningkat dan kesulitan bernafas serta rasa lelah, bila hal ini timbul setelah melakukan kerja fisik(Berjalan, tugas sehari-hari) maka kemungkinan terdapat penyakit jantung (Depkes RI, 1994 : 11).

c)      Ukuran-ukuran lain
(1)   BB sebelum hamil
(2)   BB saat pengkajian
Selama kehamilan trimster II dan III pertambahan berat badan sekitar 0,5 kg perminggu. Hingga akhir kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar 9-13,5 kg (Pusdiknakes, 1993 : 67). Berat badan selama hamil harus meningkat. Pertambahan berat badan selama hamil rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu.
Bila dikaitkan dengan umur kehamilan, kenaikan berat badan selam hamil muda sekitar 1 kg dan tiap-tiap semester (II dan III) masing-masing 5 kg. Bila kenaikan berat badan terdapat kenaikan berlebihan, perlu dipikirkan resiko (bengkak, kehamilan kembar, hidramnion, anak besar) (Depkes RI, 1994 : 10).
(3)   TB
Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari rata-rata(diperkirakan kurang dari 145 cm) kemungkinan panggulnya sempit (Depkes RI, 1994 : 10).

(4)   LILA
Lila kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi lbu kurang atau buruk. Sehingga dia beresiko untuk melahirkan BBLR. Bila hal ini ditemukan sejak awal kehamilan, petugas dapat memotivasi ibu agar lebih memperhatikan kesehatannya, jumlah dan kualitas makanannya (Depkes RI ,1994 : 10).
d)     Keadaan fisik
(1)   Kepala
(2)   Muka
Pada muka didapatkan hiperpigmentasi yang disebut closma gravidarum, disebabkan karena hormon MSH (Melanophone Stimulating Hormone) yang meningkat/tidak, muka pucat/tidak dan kelihatan sembab/tidak (Sastrawinata, 1983 : 159).
(3)   Mata
(4)   Hidung
(5)   Telinga
(6)   Mulut
(7)   Leher
(8)   Thorax
(9)   Payudara
Primigravida mammae tampak tegak dan tegang. Adakah hiperpegmentasi pada areola mammae dan papila, adakah tonjolan/tidak. Apakah colostrum sudah keluar/belum (Sastrawinata,1983 : 160)
Payudara membesar dan tegang akibat hormon somatotropin, estrogen dan progesteron. Estrogen mengakibatkan hipertropi sistem saluran. Progesteron mengakibatkan menambah sel-sel asinus pada mammae. Somatotropin mengakibatkan mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan perubahn dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan casein, lactalbumin dan lactoglobulin. Dibawah pengaruh progesteron dan somatotropin terbentuk lemak disekitar kelompok alveolus sehingga mammae membesar, papila mammae membesar, lebih tegak dan lebih hitam (termasuk areola mammae) karena hiperpigmentasi. Hamil 12 minggu ke atas keluar kolostrum yang berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi (Winkjosastro, 2007 : 95).  
(10)         Abdomen
Perut membesar selama kehamilan karena pengaruh estrogen dan progesteron yang meningkat menyebabkan hipertrofi otot polos uterus, serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehimgga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin (Winkjosastro, 2007 : 89).
Linea Alba menjadi lebih hitam(= linea grisea). Terjadi pengaruh hormon kortikosteroid placenta yang merangsang MSH sehingga terjadi peningkatan. Sering dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut striae lividae. Setelah partus striae lividae berubah warnanya menjadi putih disebut striae albican (Winkjosastro, 2007 : 97-98).
(11)         Ekstremitas
(12)         Genetalia
Apakah vulva kelihatan membengkak, kebiruan, ada varises, tidak keluar darah pervaginam, divulva tidak ada condiloma dan vulva bersih (Ibrahim, 1983 : 119).
Adanya hipervascularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah agak kebiruan (lividae) yang disebut tanda chadwick. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi servik menjadi lunak. Kelenjar-kelenjar di servik akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan ekskresi lebih banyak. Pada wanita hamil sering mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Keadaan ini dalam batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologis (Winkjosastro, 2007 : 94-95).
(13)         Anus

c.       Diagnosa Keperawatan
1)      Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perepsi perubahan biofisik, respon, orang lain.
Batasan karakteristik :
a)      Respon non verbal terhadap presepsi perubahan terhadap tubuh (mis. Penampilan struktur dan fungsi).
b)      Verbalisasi persepsi yang  mencermiknan perubahan  pandangan tentang tubuh individu dalam penampilan
c)      Perilaku menghindari bentuk tubuh

2)      Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diafragma karena pembesaran uterus.
Batasan karakteristik :
a)      Keluhan-keluhan sesak nafas
b)      Dispnea
c)      Perubahan kedalaman nafas
3)      Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kebutuhan alamiah dari kehamilan
Batasan karakteristik :
a)      Meminta informasi
b)      Pernyataan  masalah atau konsep yang salah
4)      Resiko tinggi terhadap dekompensasi curah jantung yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan pre load (penurunan aliran balik vena), hipertrofi ventrikel.
Batasan karakteristik :
a)      Adanya edema patologis
b)      Tanda-tanda HAK
c)      Memiliki masalah kardiovaskuler

5)      Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh, efek-efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit.
Batasan karakteristik :
a)      Tegang punggung
b)      Kram kaki
c)      Nyeri ulu hati

2.      Perencanaan
Perencanaan merupakan penerapan intervensi untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien (Carpenito, 2007  & Doenges, 2012).  Diawali dengan prioritas masalah, rencana asuhan keperawatan yang meliputi diagnosa keperawatan,rencana tujuan, criteria hasil, rencana tindakan beserta rasional tindakan tersebut.
a.      Prioritas Diagnosa Keperawatan
1)      Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diafragma karena pembesaran uterus.
2)      Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh, efek-efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit.
3)      Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kebutuhan alamiah dari kehamilan.
4)      Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perepsi perubahan biofisik, respon, orang lain.
5)      Resiko tinggi terhadap dekompensasi curah jantung yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan pre load (penurunan aliran balik vena), hipertrofi ventrikel.
b.      Rencana Asuhan Keperawatan
1)      Diagnosa : Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diafragma karena pembesaran uterus.
a)      Rencana Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pola nafas klien efektif.
b)     Kriteria Hasil:
(1)   Klien melaporkan penurunan frekuensi atau beratnya keluhan.
(2)   Klien mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan.
c)      Rencana Tindakan:
(1)   Kaji status pernafasan (misal : sesak nafas pada pengerahan tenaga, kelelahan).
R: Menentukan luas atau beratnya masalah, yang terjadi pada kira-kira 60% klien pranatal. Meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernafasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
(2)   Kaji riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya (misalnya alergi, einitis, asma, masalah sinus,tuberkulosis).
R: Masalah lain dapat terus mengubnah pola pernafasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu atau janin.
(3)   Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit. Tekankan pentingnya masukan vitamin atau fero sulfat pranatal setiap hari (kecuali pada klien dengan anemia sel sabit).
R: Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24 – 32 mengencerkan kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan anemia dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen. (Catatan : zat besi dapat dikontraindikasikan untuk anemia sel sabit).
(4)   Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan  dan program aktivitas/ latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat dan latihan ringan seperti berjalan
R: Menurunkan kemungkinan gejala-gejala yang disebabkan oleh kelebihan
(5)   Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah, misalnya : postur yang baik, menghindari yang buruk, makan sedikit tetapi sering dengan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
R: Postur yang baik dan makan sedikit tetapi sering membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik, meningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu janin. Pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paryu sesuai penurunan uterus gravid.

2)      Diagnosa: Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh, efek-efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit.
a)      Rencana Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan ketidaknyamnan klien berkurang. 
b)     Kriteria Hasil :
(1)   Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan diri yang tepat
(2)   Ketidaknyamanan dicegah atau diminimalkan
c)      Rencana Tindakan :
(1)   Kaji ulang adanya perubahan BAB dan hemoroid
R: Penurunan motilitas gastrointestinal, efek suplemen zat besi dan peningkatan tekanan/ Penurunan motilitas gastro-intestinal, efek suplemen zat besi dan peningkatan tekanan perubahan posisi dari pembesaran uterus mempengaruhi fungsi normal
(2)   Perhatikan adanya nyeri ulu hati (pirosis) dan kaji status pernafasan (mis, sesak napas pada pengerahan tenaga, kelelahan)
R: Kondisi ini adalah sering mengakibatkan ketidaknyamanan secara fisik pada trimester  2
(3)   Kaji ulang adanya kram kaki, ajarkan klien untuk meluruskan kaki dan dorsofleksi telapak kaki.
R: Tekanan pada saraf pelfis potensial menyebabkan kram kaki
(4)   Diskusikan masukan diet, latihan, dan penggunaan pelunak feces.
R: Membantu dalam pencegahan/ penata laksanaan konstipasi

3)      Diagnosa: Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perepsi perubahan biofisik, respon, orang lain.
a)      Rencana Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien mampu beradaptasi dengan perubahan biofisik klien.
b)     Kriteria Hasil :
(1)   Klien mampumengungkapkan penerimaan / adaptasi bertahap untuk mengubah konsep diri / cityra tubuh.
(2)   Klien mampu mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan kepuasan penampilan keseluruhan, berpakaian dengan pakaian yang tepat dan sepatu berhak rendah
c)      RencanaTindakan :
(1)   Tinjau ulang/ kaji sikap terhadap kehamilan perubahan bentuk tubuh, dan sebagainya.
R: Pada trimester kedua perubahan bentuk tubuh telah tampak. Respon negatif dapat terjadi pada klien/pasangan yang memiliki konsep diri yang rapuh, didasarkan pada penampilan fisik. Efek-efek yang tampak lainnya dari hormone-hormon pranatal seperti kloasma, striae gravidarum, telangiektasis (spider vaskular), eritema palmar, jerawat, dan hirsutisme dapat memperberat perubahan emosi klien. Perubahan ini dapat mempengaruhi bagaimana menghadapi perubahan yang terjadi.
(2)   Diskusikan perubahan aspek fisiologis, dan respon klien terhadap perubahan. Berikan informasi tentang kenormalan perubahan.
R: Indivudu bereaksi secara berbeda terhadap perubahan yang terjadi. Informasi dapat membantu klien memahami/menerima apa yang terjadi.
(3)   Diskusikan metoda perawatan kulit  dan berias (untuk meminimalkan/ menyembunyikan area kulit yang menjadi gelap), menggunakan kaus kaki penyokong , pemeliharaan postur, dan program latihan sedang.
R: Belajar dan ikut untuk melihat dan merasa lebih baik mungkin membantu untuk mempertahankan perasaan positif tentang diri. Aturan latihan perinatal yang bukan latihan ketahanan cenderung memperpendek persalinan, meningkatkan kemungkinan kelahiran vaginal spontan, dan menurunkan kebutuhan terhadap argumentasi oksitosin.
(4)   Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil.
R: Situasi individu menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan menungkatkan penampilan klien untuk kerja dan melakukan aktivita yang menyenangkan.
(5)   Rujuk pada sumber-sumber lain seperti konseling dan / atau kelas-kelas pendidikan kelahuiran anak dan menjadi orang tua.
R: Mungkin membantu dalam memberikan dukungan tambahan selama periode perubahan ini; mengidentifikasi mode-model peran.




4)      Diagnosa: Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kebutuhan alamiah dari kehamilan.
a)      Rencana Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien paham dan mampu memenuhi kebutuhan alamiah dari kehamilan.
b)     Kriteria Hasil:
(1)   Klien mampu mengungkapkan atau mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang meningkatkan kesejahteraan.
(2)   Klien mampu bertanggung jawab terhadap perawatan kesehatannya sendiri.
(3)   Klien mampu mengenali dan melakukan tindakan untuk meminimalkan dan mencegah faktor resiko.
(4)   Klien mampu mengidentifikasi tanda-tanda bahaya / mencari perawatan medis dengan tepat.
c)      Rencana Tindakan:
(1)   Identifikasi  kemungkinan resiko kesehatan individu. Tinjau ulang tanda bahaya dan tindakan yang tepat.
R: Membantu mengingatkan klien untuk terjadinya resiko potensial dan memerlukan pemantauan yang lebih ketat
(2)   Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trimester kedua.
R: Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi, tanpa memperhatikan apakah perubahan diharapkan atau tidak.
(3)   Lakukan / lanjutkan program penyuluhan sesuai pedeoman pada MK : trimester pertama.
R: Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien belum melihat sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini.
(4)   Diskusikan kebutuhan terhadap pemeriksaan laboratorium khusus screaning dan pemantauan ketat sesuai indikasi.
R: Kunjungan pra natal yang lebih sering mungkin diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu. Pemantauan Hb dan Ht dengan menggunakan elektroforesis mendeteksi anemia khusus dan membantu dalam menentukan penyebab. Skrining untuk DMG pada gestasi minggu ke 24 -26 atau pada gestasi minggu ke 8,dan ke 32 pada klien resiko tinggi dapat mendeteksi terjadinya hiperglikemia, dapat memerlukan tindakan dengan insulin dan / atau diet menurut American Diabetes Association.
(5)   Diskusikan adanya obat obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol atau mengatasi masalah medis.
R: Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan harus ditekankan kepada kemungkinan efek berbahaya pada janin.
(6)   Berikan informasi tentang kebutuhan terhadap fero sulfat dan asam folat.
R : Fero sulfat asam folat membantu mempertahankan kadar Hb normal. Defisiensi asam folat memperberat anemia megaloblastik, kemungkinan abrupsi plasenta, aborsi dan malformasi janin (catatan : klien dengan anemia sel sabit memerlukan peningkatan asam folat selama dan setelah episode krisis).

5)      Diagnosa: Resiko tinggi terhadap dekompensasi curah jantung yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan pre load (penurunan aliran balik vena), hipertrofi ventrikel.
a)      Rencana Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan dekompensasi curah jantung tidak terjadi dan kebutuhan sirkulasi tubuh terpenuhi.
b)     Kriteria Hasil :
(1)   Klien tetap normotensif selama perjalanan pranatal.
(2)   Klien mampu bebas dari edema patologis dan tanda-tanda HAK.
(3)   Klien mengidentifikasi cara-cara untuk mengontrol dan menurunkan masalah kardiovaskuler.
c)      Rencana Tindakan :
(1)   Kaji adanya edema pergelangan kaki dan varieses kaki, vulva dan rectum.
R: Bedakan antara edema fisiologis dan potensial berbahaya Edema dependen dari ekstremitas bawah (edema fisiologis) sering terjadi karena stasis vena akibat vasodilatasi dari aktifitas progesterone, herediter, retensi kelebihan cairan, dan tekanan uterus pada pembuluh darah pelvis
(2)   Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal dan abnormal, tanda-tanda, dan gejala – gejala Selama trimester kedua.
R: hipertrofi ventrikel jantung menjamin peningkatan curah jantung, yang memuncak pada gestasi minggu ke 25 – 27 untuk memenuhi oksigen dan nutrien ibu/ janin. Normalnya, system kardiovaskuler mengkompensasi peningkatan curah jantung dengan dilatasi pembuluh darah, yang menurunkan tahanan curah jantung. Ini menurunkan pembacaan tekanan sistolik kira-kira 8 mmHg, tekanan diastolic menurun kira-kira 12 mmHg. Peningkatan cairan, stress, dan masalah jantung sebelumnya, dapat membahaya-kan sistem.
(3)   Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya atau potensial masalah jantung/ ginjal/ diabetik.
R: Klien ini menghadapi resiko tertinggi ter-hadap masalah jantung selama trimester kedua, bila curah jantung memuncak, ukur tekanan darah (TD) dan nadi.
(4)   Auskultasi bunyi jantung; catat adanya murmur.
R: Murmur sistolik sering ringan dan mungkin diciptakan oleh peningkatan volume, penurunan viskositas darah, perubahan posisi jantung, atau torsio pembuluh darah besar. Namun, murmur dapat menandakan terjadinya kerusakan
(5)   Laporkan jika peningkatan sistolik lebih dari 30 mmHg dan diastolic lebih dari 15 mmHg.
R: Peningkatan TD dapat menunjukkan HAK, khususnya pada klien dengan pe-nyakit jantung/ ginjal, DM, atau adanya kehamilan multiple atau mola hidatidosa.

3.      Pelaksanaan
Menurut Nursalam (2011), Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu klien mencapa itujuan yang diharapkan.
4.      Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya (Nursalam, 2011), maka hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana tujuan.

C.  WoC
Perubahan Ibu Hamil Trimester II

Perubahan fisiologis                                                                                  Perubahan psikologis

System kardiovaskuler             Sistem Respirasi        Sistem musculoskeletal                                                                                           Krisis Situasi















Desakan Uterus ke Diagfragma
 

Peningkatan
 Massa Abdomen
 

Beban Menarik ke Depan
 





Kurang Pengetahuan
 


Text Box: Peningkatan estrogen menstimulasi adrenal




 
                                     












ANSIETAS
 

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About