Blogger templates

Pages

Sabtu, 07 Mei 2016

LOTUS BIRTH


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Proses kelahiran merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi ibu dan bayi. Proses persalinan dapat dengan berbagai cara yaitu persalinan normal, anjuran, tindakan dan pembedahan. Infeksi pada bayi baru lahir merupakan salah satu penyebab kematian bayi terutama di negara berkembang. Kematian akibat infeksi tali pusat yang menyebabkan tetanus neonatorum juga masih ditemukan di berbagai negara. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa sekitar 500.000 bayi baru lahir meninggal setiap tahunnya karena infeksi bakteri. Hal ini disebabkan karena praktik pemotongan tali pusat yang tidak steril.
Pemotongan tali pusat biasanya tergantung pada penerapan manajemen kala III aktif di setiap seting pelayanan. Pemotongan tali pusat yang lebih cepat dilakukan (kombinasi pemberian oksitosin, pemotongan tali pusat yang cepat, dan traksi tali pusat) banyak dilakukan di berbagai negara akibat kebijakan penerapan MAK III aktif tersebut karena dapat menurunkan kejadian perdarahan. Namun demikian WHO juga melaporkan bahwa asuhan yang fisiologis yakni tidak memberikan oksitosin, Peregangan Tali Pusat Terkendali (PTT) juga tidak menambah risiko terjadinya perdarahan. Praktik penundaan penjepitan atau pemotongan tali pusat terbukti dapat memproteksi bayi dari anemia defisiensi besi.
Bukti penelitian lain melaporkan bahwa penundaan penjepitan tali pusat dapat mengurangi risiko pemberian transfusi pada bayi akibat anemia. Menunda penjepitan tali pusat pada bayi cukup bulan dapat memberikan tambahan 30 persen darah ekstra dan hingga 60 persen lebih banyak sel darah merah. Studi lain juga melaporkan bahwa penundaan penjepitan tali pusat dapat menurunkan risiko terjadinya retensio placenta.
Dari fakta yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa penundaan pemotongan tali pusat perlu diadopsi dalam praktik kebidanan. Lotus birth merupakan salah satu metode yang dapat memungkinkan penundaan pemotongan tali pusat dilakukan meskipun masih kontroversi. Persalinan lotus adalah persalinan normal tetapi tidak memotong tali pusat, jadi tali pusat dan plasenta masih terhubung dengan bayi sampai mengering dan lepas dengan sendirinya. Maka pada setiap kelahiran, tenaga kesehatan harus memikirkan tentang faktor-faktor kehamilan atau persalinan yang dapat menyebabkan gangguan pada jam-jam pertama kehidupan diluar rahim seperti partus lama, trauma lahir, infeksi, keluar mekunium, penggunaan obat-obatan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari Lotus Birth?
2.      Bagaimana sejarah dari Lotus Birth?
3.      Bagaimana perlakuan terhadap plasenta di berbagai budaya ?
4.      Apa alasan pasangan suami istri memilih persalinan dengan Lotus Birth?
5.      Apa manfaat dari Lotus Birth?
6.      Bagaimana langkah-langkah tindakan Lotus Birth?
1.3. Tujuan Penulisan
     Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, penulis merumuskan tujuan penulisan sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian dari Lotus Birth.
2.      Untuk mengetahui sejarah dari Lotus Birth.
3.      Untuk mengetahui perlakuan terhadap plasenta di berbagai budaya.
4.      Untuk mengetahui alasan pasangan suami istri memilih persalinan dengan Lotus Birth.
5.      Untuk mengetahui manfaat dari Lotus Birth.
6.      Untuk mengetahui langkah-langkah tindakan Lotus Birth.


1.4. Manfaat Penulisan
1.      Agar dapat mengetahui pengertian dari Lotus Birth.
2.      Agar dapat mengetahui sejarah dari Lotus Birth.
3.      Agar dapat mengetahui perlakuan terhadap plasenta di berbagai budaya.
4.      Agar dapat mengetahui alasan pasangan suami istri memilih persalinan dengan Lotus Birth.
5.      Agar dapat mengetahui manfaat dari Lotus Birth.
6.      Agar dapat mengetahui langkah-langkah tindakan Lotus Birth.
























BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  DEFINISI LOTUS BIRTH
LOTUS BIRTH
 
hqdefault.jpgLotus Birth, atau tali pusat yang tidak dipotong, adalah praktek meninggalkan tali pusat yang tidak diklem dan lahir secara utuh, daripada ikut menghalangi proses fisiologis normal dalam perubahan Wharton's jelly yang menghasilkan pengkleman internal alami dalam 10-20 menit pasca persalinan. Tali pusat kemudian Kering dan akhirnya lepas dari umbilicus. Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah lahir.  Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) menekankan pentingnya penyatuan atau penggabungan pendekatan untuk asuhan ibu dan bayi, dan menyatakan dengan jelas (dalam Panduan Praktis Asuhan Persalinan Normal:, Geneva, Swiss, 1997) "Penundaan Pengkleman (atau tidak sama sekali diklem) adalah cara fisiologis dalam perawatan tali pusat, dan pengkleman tali pusat secara dini merupakan intervensi yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut."
Lotus Birth jarang dilakukan di rumah sakit tetapi umumnya dilakukan di klinik dan rumah bersalin, sehingga proses bonding attachment antara ibu dan bayi dapat dilakukan, hal ini tentunya bermanfaat bagi ibu dan bayi yang baru lahir .
Sementara penolong persalinan segera melakukan penilaian Apgar dan hal lain yang diperlukan oleh bayi seperti suction atau rangsang taktil, sedangkan prosedur yang lebih lanjut ditunda terlebih dahulu sampai satu jam setelah melahirkan. Tali pusat bayi dipegang dengan tangan ibu, atau dipegang oleh ayah atau asisten penolong persalinan selama penjahitan ibu.
Karena adanya praktek budaya yang berbeda maka proses pengawetan plasenta dilakukan dalam berbagai cara yang berbeda. Beberapa orang lebih memilih untuk menyimpan plasenta sehingga dapat menguburkannya dengan anak di akhir kehidupan anak tersebut. Sedangkan yang lainnya membiarkan plasenta sampai mengerut dan mengering secara alami dan kemudian dikuburkan. Salah satu contohnya adalah Orang-orang Igbo di Nigeria, mereka menguburkan plasenta setelah lahir dan sering menanam pohon diatas kuburan plasenta tersebut.
Pada Lotus Birth, kelebihan cairan yang dikeluarkan plasenta disimpan dalam mangkuk atau waskom terbuka atau dibungkus kain, lalu didekatkan dengan bayi. Kain yang digunakan untuk menutupi plasenta atau wadah yang digunakan harus memungkinkan terjadinya pertukaran udara, sehingga plasenta mendapatkan udara dan mulai mongering.
Garam laut sering digunakan untuk mempercepat proses pengeringan plasenta. Kadang-kadang minyak esensial, seperti lavender, atau bubuk tumbuh-tumbuhan seperti goldenseal, neem, bersama dengan lavender juga digunakan untuk tambahan antibacterial. Apabila tindakan pengeringan plasenta tidak diterapkan dengan baik plasenta akan memiliki bau yang berbeda, bau tersebut dapat diatasi dengan penanaman plasenta secara langsung atau didinginkan setelah minggu pertama pasca persalinan. Manajemen aktif Kala Tiga persalinan merupakan praktek dan pelatihan medis umum yang digunakan untuk mempercepat kelahiran plasenta. Tahap-tahap manajemen aktif kala tiga tersebut adalah : pemberian oksitosin, pengkleman tali pusat segera, memotong tali pusat, peregangan tali pusat terkendali, masase fundus.
2.2.  SEJARAH LOTUS BIRTH
Amerika merupakan negara perintis Lotus Birth, hal tersebut tercantum dalam catatan tertulis. Didalamnya disebutkan bahwa Lotus Birth sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi luka yang terbuka.
Meskipun merupakan suatu fenomena alternatif yang baru, penundaan pemotongan tali pusat , sudah ada dalam budaya Bali dan budaya orang Aborigin. Oleh karena itu, keputusan untuk dilakukannya Lotus Birth serta dampak fisiologis yang dapat terjadi karena Lotus Birth merupakan tanggungjawab dari klien yang telah memilih dan membaut keputusan tentang tindakan tersebut.
Praktek Modern dari Lotus Birth menunjukkan bahwa mamalia yang mempunyai 99% bahan genetik hampir sama dengan manusia, yaitu simpanse pun membiarkan plasenta utuh, tidak merusak atau memotongnya. Hal tersebut dikenal dengan fakta primatologists. Lotus Birth, saat ini merupakan informed choice yang dilakukan minoritas dari homebirth dan hospital birth hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian Sarah Buckley, MD dan Int'l Bidan Robin Lim. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Lotus Birth kita dapat melanjutkan pendidikan berlisensi sertifikasi bidan dan perawat bidan atau juranl penelitian seperti dalam majalah kebidanan dan Midwifery Today and Mothering. Sampai sekarang belum ada penelitian lebih lanjut mengenai adanya kehilangan berat badan bayi dan penyakit kuning karena tindakan Lotus Birth. Referensi mengenai Lotus Birth ini terdapat dalam ajaran Budha, Hindu, serta Kristen dan Yahudi.
2.3.  PERLAKUAN TERHADAP PLASENTA DI BERBAGAI BUDAYA
Praktik untuk tetap mempertahankan placenta agar tetap berada dekat bayi dilakukan karena alasan kepercayaan dan keyakinan dari berbagai kepercayaan dan kebudayaan. Budaya yang sebenarnya sudah mempraktikan Lotus Birth sebelum booming di Amerika antara lain : India, Cina, Mesir, Indonesia (Bali) dan suku Aborigin di Australia dan beberapa Negara lainnya. Keyakinan yang mendasari penghormatan terhadap placenta adalah:
2.3.1.      Perlakuan terhadap plasenta di luar negeri.
(a)    Hawai : Plasenta adalah bagian dari bayi yang harus ditanam di dekat pohon yang bertumbuh seiring dengan pertumbuhan bayi
(b)   Suku Navajo Indian Barat Daya menguburkan plasenta bayi di keempat sudut kuburan keluarga yang dianggap mulia, sebagai suatu pengikat tanah leluhur dan masyarakat.
(c)    Suku Maori di Selandia Baru menguburkan plasenta di tanah yang masih belum tercemar.
(d)   Suku pedalaman Bolivian Aymara dan Queche meyakini bahwa plasenta memiliki spirit tersendiri. Karenanya seorang suami atau ayah dari bayi harus memperlakukan plasenta tersebut dengan mencuci dan menguburkannya pada tempat yang terlindung dan tersembunyi. Jika ritual tersebut tidak dilakukan secara benar, keyakinan mereka adalah ibu atau bayi akan menjadi sakit atau bahkan bisa mati.
(e)    Suku Ibo di Negiria dan Ghana memperlakukan placenta sebagai kembaran dari bayi yang hidup, sementara placenta tersebut adalah kembaran sudah meninggal terlebih dahulu.
(f)    Nepal : Plasenta adalah teman bayi sehingga harus selalu dekat dengan bayi sampai terlepas dengan sendirinya, tandanya bayi sudah siap
(g)   Malaysia : Plasenta sebagai saudara tua/sibling bayi sehingga perlu dihormati
(h)   Di Filipina placenta dikuburkan dengan berbagai macam buku oleh ibunya. Ini suatu pengharapan bahwa kelak bayinya akan tumbuh menjadi anak yang pintar.
Di Vietnam dan China placenta disiapkan untuk dikonsumsi oleh ibu yang habis melahirkan. Masyarakat China dan Vietnam meyakini bahwa ibu yang baru melahirkan seharusnya merebus sendiri placenta bayinya, kemudian dijadikan kaldu dan meminumnya untuk memperbaiki kualitas ASI nya.


2.3.2.      Perlakuan masyarakat Bali (beragama Hindu) terhadap plasenta
(a)    lotus birth 1.jpgSetelah dibersihkan dimasukkan ke dalam kelapa yang telah di belah, sebagai lambang dunia dan isinya.
(b)  
DI DAERAH BALI
 
Di isi dengan duri-duri, sehingga terhindar dari gangguan, ditambahkan rempah-rempah, dan diberi wewangian agar harum dan tidak berbau.
(c)    Di bungkus kain putih dan di tanam di depan rumah, dengan ketentuan sebelah kanan untuk laki-laki, sedangkan sebelah kiri untuk perempuan.
(d)   Selama 42 hari selalu di pasang lilin (malam hari), setiap hari plasenta tersebut diberikan susu juga.
2.3.3.      Perlakuan masyarakat Jawa terhadap ari-ari
(a)    Setelah ari-ari dibersihkan dimasukkan ke dalam kendi.
(b)   Di dalam kendi disertakan tulisan jawa / Abjad agar diharapkan kelak bayi tersebut pintar.
(c)    Diberikan anget-anget dan duri sehingga pandangannya tajam.
(d)   Selanjutnya di tanam di depan rumah untuk bayi laki-laki selama 42 hari, dan di belakang rumah selama 36 hari untuk bayi perempuan.
(e)    Sebagian ada yang membuangnya ke sungai, sehingga bayi ini kelak akan dianggap suka merantau.
2.3.4.      Perlakuan masyarakat Nusa Tenggara Timur terhadap plasenta
(a)    Ditaruh sekitar 3 bulan di atas perapian sampai kering.
(b)   Ada juga dengan mencuci plasenta hingga bersih
(c)    Selanjutnya di tanam di sertai doa benda lain sesuai dengan harapan orang tua seperti alat tulis supaya pintar, alat jahit bagi bayi perempuan supaya trampil dan lain sebagainya.

2.4.  ALASAN PASANGAN SUAMI ISTRI MEMILIH PERSALINAN LOTUS BIRTH
Setiap ibu memiliki alasan sendiri. Berikut ini adalah beberapa alasan ibu untuk memilih Lotus Birth:
2.4.1.      A-Jenny-with-Benjamin-Three-hours-old.jpgTidak ada keinginan ibu untuk memisahkan plasenta dari bayi dengan cara memotong tali pusat
2.4.2.      Supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali pusat pada waktu yang tepat.
2.4.3.      Merupakan suatu penghormatan terhadap bayi dan plasenta
2.4.4.      100% menjamin bahwa bayi mendapatkan volume darah optimal dan spesifik yang diperlukan bagi bayi.
2.4.5.      Mendorong ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama postpartum sebagai masa pemulihan sehingga bayi mendapat perhatian penuh.
2.4.6.      Mengurangi kematian bayi karena pengunjung yang ingin bertemu bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih memilih untuk menunggu hingga plasenta telah lepas.
2.4.7.      Alasan rohani atau emosional.
2.4.8.      Tradisi budaya yang harus dilakukan.
2.4.9.      Tidak khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau mengikat tali pusat
2.4.10.  Kemungkinan menurunkan risiko infeksi (Lotus Birth memastikan sistem tertutup antara plasenta, tali pusat, dan bayi sehingga tidak ada luka terbuka)
2.4.11.  Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka pada perut (adanya luka membutuhkan waktu untuk penyembuhan.sedangkan jika tidak ada luka, waktu penyembuhan akan minimal)
2.4.12.  Hanya karena tali pusat telah berhenti berdenyut tidak berarti tali pusat menjadi tidak berguna lagi. Ada yang masih mengalir ke dalam darah bayi. Setelah mencapai volume darah optimal pada bayi, sisa dari jaringan akan menutup secara aktif. Penutupan semua jaringan TIDAK terjadi ketika tali pusat tampak berhenti berdenyut. Tali pusat dapat terus berdenyut sekitar 2 hingga 3 jam.

2.5.  MANFAAT LOTUS BIRTH
2.5.1.      Tali pusat dibiarkan terus berdenyut sehingga memungkinkan terjadinya perpanjangan aliran darah ibu ke janin.
2.5.2.       Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi benar-benar dapat mulai bernafas sendiri.
2.5.3.      Lotus Birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis segera setelah lahir.
2.5.4.      Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment.
2.5.5.      Dr Sarah Buckley mengatakan :"bayi akan menerima tambahan 50-100ml darah yang dikenal sebagai transfusi placenta. Darah transfuse ini mengandung zat besi, sel darah merah, keeping darah dan bahan gizi lain, yang akan bermanfaat bagi bayi sampai tahun pertama."
2.1.1.      Hilangnya 30 mL darah ke bayi baru lahir adalah setara dengan hilangnya 600 mL darah untuk orang dewasa. Asuhan persalinan umum dengan pemotongan tali pusat sebelum berhenti berdenyut memungkinkan bayi baru lahir kehilangan 60 mL darah, yang setara dengan 1200mL darah orang dewasa.
Waktu penyembuhan pusar apabila dilakukan pemtongan tali pusat dengan tidak dapat terlihat dalam table sebagai berikut :
No.
Waktu Tali pusat terpotong
Waktu penyembuhan pusar yang  diperlukan
1.
Segera
9,56 hari
2.
Ketika berhenti berdenyut
7,16 hari
3.
Nanti
3,75 hari

2.2.  LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN LOTUS BIRTH
Beberapa hal yang dilakukan dalam Lotus Birth diantaranya :
2.2.1.         Bila bayi lahir, biarkan tali pusat utuh. Jika tali pusat berada sekitar leher bayi, cukup angkat tali tersebut.
2.2.2.         Tunggu lahirnya plasenta secara alami.
2.2.3.         Ketika plasenta lahir, tempatkan pada mangkuk di dekat ibu..
2.2.4.         Tunggu transfusi penuh darah dari pusat ke bayi sebelum menangani plasenta.
2.2.5.         Hati-hati dalam mencuci plasenta yaitu dengan menggunakan air hangat dan tepuk-tepuk sampai kering.
2.2.6.         Tempatkan plasenta di tempat yang kering
2.2.7.         Letakkan plasenta pada bahan yang menyerap seperti sebuah popok atau kain kemudian letakkan dalam tas plasenta.. The covering is changed daily or more often if seepage occurs. Permukaan plasenta akan berubah setiap hari bahkan lebih cepat jika sering terjadi rembesan. Alternatif lain untuk mempercepat pengeringan plasenta yaitu dengan menaburkan garam pada bagian plasenta.
2.2.8.         Gendong bayi dan beri makan sesuai kebutuhannya.
2.2.9.         Pakaikan bayi menggunakan pakaian yang longgar.
2.2.10.     Bayi dapat dimandikan seperti biasa, biarkan plasenta bersamanya.
2.2.11.     Meminimalisir pergerakan bayi.




























BAB III
PENUTUP
3.1.  SIMPULAN
Lotus Birth adalah suatu metode asuhan pada bayi baru lahir dimana tali pusat bayi tidak dipotong. Setelah bayi lahir, tali pusat yang melekat pada bayi dan plasenta dibiarkan saja, tanpa dijepit atau dipotong. Tali pusat dan plasenta merupakan satu unit dan satu kesatuan. Tali pusat kemudian akan kering sendiri dan akhirnya lepas secara alami dari umbilicus. Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah bayi lahir.
Negara perintis Lotus birth untuk pertama kalinya adalah Amerika. Lotus birth dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi luka yang terbuka. Meskipun Lotus birth ini merupakan suatu fenomena yang baru, tapi penundaan pemotongan tali pusat sudah ada dalam budaya Bali dan budaya suku Aborigin Australia. Dan keputusan Lotus birth serta dampak fisiologis yang dapat terjadi merupakan tanggung jawab dari klien yang telah memilih dan membuat keputusan untuk asuhan lotus birth ini (informed choncen).
Sedangkan di Negara Indonesia sendiri asuhan bayi dengan lotus birth belum dapat di aplikasikan, selain terkait dengan pro dan kontra penerapannya juga terkendala dengan kelemahan-kelemahan pelaksanaan lotus birth sendiri.

3.2.  SARAN
Melalui makalah ini penulis menyarankan kepada pembaca untuk mengaplikasikan apa yang telah dibahas didalam makalah ini yang mungkin dapat mendorong untuk berbuat sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai perubahan perilaku yang sesuai.





DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About